Wednesday, December 21, 2011

Tips Kalau Pengen Punya Bayi Berkulit Putih Menurut Assikalaibineng

 Kitab persetubuhan Bugis ini tahu betul bahwa pihak suami senantiasa lebih cepat menyelesaikan hubungan ketimbang perempuan. 

Menenangkan diri, sabar, konsentrasi, dan memulai dengan kalimat taksim sangatlah disarankan sebelum melakukan foreplay.

Manuskrip Assikalaibineng sangat mementingkan kualitas hubungan badan ketimbang frekuensi atau multiorgasme. 


Assikalaibineng adalah ilmu menahan nafsu, melatih jiwa untuk tetap konsentrasi dan tak dikalahkan oleh hawa nafsu.

Namun pada intinya, Assikalaibineng bukanlah lelaku atau taswawwuf untuk berhubungan badan, lebih dari itu Assikalaibnineng adalah tahapan awal untuk membuat anak yang cerdas, beriman, dan memiliki fisik yang sehat. 


Inti dari ajaran ini adalah bagaimana membuat generasi penerus  yang sesuai tuntutan agama. Banyak teori seksualitas mengungkapkan bahwa potensi ejakulasi sebagai puncak kenikmatan seksual bagi laki-laki lebih tinggi ketimbang perempuan. Perbandingannya delapan kali untuk suami, dan satu kali bagi istri. 

Bahkan, seorang istri bisa saja tidak pernah sekalipun merasakan orgasme, bahkan setelah sekian lama hidup berumah tangga. 

"Assikalaibaineng, mengkalim bahwa ini terjadi karena pihak suami sama sekali tak tahu atau bahkan tak mau tahu dengan lelaku seks yang mengedepankan kualitas."

Mengutip sebuah buku lelaku seks sesuai ajaran Islam, yang diterbitkan di Kuala Lumpur, dalam catatan kaki di halaman 164, "...Hampir 99 persen lemah syahwat (kelemahan nafsu jantan) adalah timbul dari sebab-sebab kerohanian''. 


Emonde Boas, seorang dokter asal Amerika bahkan pernah melakukan penelitian, dari 1400 lelaki yang didata mengidap penyakit lemah syahwat, hanya tujuh yang lemah karena sebab-sebab jasmani, yang lainya karena sebab rohani atau psikologis," 

Dia juga melanjutkan, "kejiwaanlah yang menyebabkan faktor terbesar, sekaligus juga menjadi penggerak seseorang melakukan hubungan seks, sedangkan tubuh dan alat reproduksi hanya merupakan alat pemuasan bagi melaksanakan kehidupan kejiwaan seseorang.

Sedangkan teknik mengelola nafas dengan zikir, cara penetrasi, dan menutup hubungan dengan pijitan ke sejumlah titik rangsangan perempuan, dan menemani istri tertidur dalam satu selimut atau sarung merupakan bentuk akhir menjaga kualitas hubungan.


Pengetahuan praktis seperti waktu yang baik dan kurang baik untuk berhubungan badan juga secara rinci diatur dalam kitab ini. 
"Tidak sepanjang satu malam menjadi masa yang tepat untuk bersetubuh." (hal.166)

Terdapat keterkaitan waktu berhubungan intim dengan kualitas anak yang terbuahi, seperti warna kulit anak. 


Untuk memperoleh anak yang berkulit putih, persetubuhan sebaiknya dilakukan setelah isya. 
Untuk anak yang berkulit hitam, persetubuhan dilakukan tengah malam (sebelum shalat tahajjud), anak yang warna klitnya kemerah-memerahan dilakukan antara Isya dan tengah malam. 

Sedangkan untuk anak berkulit putih bercahaya, bersetubuhan dilakukan dengan memperkirakan berakhirnya masa terbit fajar di pagi hari, atau lebih tepatnya dilakukan usai shalat subuh, antara pukul 05.15 hingga pukul 06.00 jika itu waktu di Indonesia. Hal ini sekaligus juga untuk mempermudah mandi junub.

Secara khusus kitab ini adalah menuntut pihak suami sebagai inisiator dan mengingatkan kepada istri, agar menyesuaikan waktu tidur dengan keinginan melakukan persetubuhan. 


Karna ternyata, persoalan waktu amat berdampak secara psikologis maupun biologis, terutama pada istri. Teks assikalaibineng secara spesifik menyebutkan adanya kaitan waktu tidur istri dengan ajakan suami bersetubuh.

Assikalaibineng A hal.72-73 menyebutkan, 


"Bila suami mengajak istri berhubungan saat menjelang tidur, maka ia merasakan dirinya diperlakukan penuh kasih sayang (ricirinnai) dan dihargai (ripakalebbiri), namun beda halnya jika istri sedang tidur pulas, lantas suami membangunkannya untuk bersetubuh, maka istri akan merasa diperlakukan laiknya budak seks yang disitilahkan dengan ripatinro jemma'. 

Soal bangun membangunkan istri yang tidur pulas, Assikalaibineng juga memberikan cara efektif. Kitab ini sepertinya tahu betul, bahwa jika usai orgasme sang istri biasanya langsung tertidur. 


Untuk menunjukkan kasih sayang, 
maka usai berhubungan suami bisa mengambil air, 
lalu mercikkan satu atau dua tetes air ke muka istri. 
Setelah istri terbangun, 
suami memberikan pijitan awal di antara kening,
mata, menciumim ubun-ubun, 
memijit bagian panggul lalu bercakap-cakap sejenak. 

*Pengertian Lelaku bisa dibaca disini


Ps : sebenernya ini artikel fa posting krna ada kwan fa yg minta dicarikan info tentang gimana cara nya biar kulit anak kita bisa putih bersinar, adakah tekhnik² tertentu nya atau hanya mitos semata dan dari keturunan saja, setelah dicari² artikelnya sepertinya ini yang paling cocok, ntah iya terbukti ntah tidak, kalo mau bukti yah silahkan dipraktikkan saja. :D

No comments:

Curhat nya Pengamat Media Sosial

Saya mengamati banyak hal, selain tentang buku-buku nya Ika Natassa yang akan dijadikan film, nama teman-teman yang berubah menjadi nama...