Tuesday, March 06, 2012

"Fatat Garut" Sebuah Novel Penuh Romantika


pic from here


Gadis Garut 
Sebuah Novel Penuh Romantika





Sayid Ahmad bin Abdullah Assegaf, dilahirkan di kota Syihr, Yaman, pada tanggal 29 Dzulhijjah 1889 H bertepatan dengan tahun 1882 M. Sejak masa remaja, ia sangat cendrung terhadap ilmu pengetahuan. Di samping menuntut ilmu fiqih, ia pun berguru kepada sejumlah ulama besar di zamannya.

          Sayid Ahmad dikenal gemar mengadakan perjalanan ke berbagai negeri, menemui ulama, mentelaah keadaan negeri yang baru dikunjunginya, dan mengadakan dialog dengan para cendekiawan, sehingga sangat dikagumi oleh beberapa lembaga ilmiah di masa itu.

          Pada tahun 1326 Hijriah, ia berlayar ke Singapura kemudian ke Indonesia, di sini dia perkaya diri dengan menggali sejarah dan peradaban Indonesia. Ketika melihat banyak dari kalangan anak-anak dan pemuda yang tidak memperoleh pendidikan, hasratnya pun tergerak untuk mendirikan sekolah. Kemudian melalui perjuangannya berdirilah Madrasah Al-Islamiyah. Setelah itu pada tahun 1341 H,ia pindah lagi ke Jakarta untuk mengajar dan memimpin di Madrasah Jamiat Khair.

          Sebagai guru dan wartawan,dia sering melancarkan kritikan tajam terhadap penjajah Belanda, yang dimuat di berbagai penerbitan di masa colonial. Sayid Ahmad adalah pecinta Indonesia. Ia memusuhi pemerintah colonial Belanda yang terus menindas bangsa Indonesia, hal itu dapat dilihat dari banyak tulisan, pidato dan syair beliau.

Gadis Garut  -   Episode 1

Garut adalah sebuah kota di Priangan, yang terletak di pulau Jawa yang merupakan salah satu pulau di kepulauan Asia Pasifik. Seandainya pulau Jawa yang dianugerahi oleh Allah tanah yang subur dan pemandangan yang indah kita umpamakan seikat cincin zamrud, maka Garut adalah pusat dari cincin itu yang merupakan permata yang tiada bandingnya. Garut terletak di sebuah bukit, ketinggiannya dari permuka laut mencapai 2336 kaki, sedangkan jaraknya dari Betawi sekitar 253 km dan dapat ditempuh dengan kereta api ekspres yang berangkat dari Bandung ke Surabaya.

          Pulau Jawa mempunyai keistimewaan dibandingkan pulau-pulau lain. Hasil buminya yang melimpah, tanahnya yang subur, dan permandangan alamnya yang indah. Sedangkan daerah Pulau Jawa mempunyai keistimewaan lagi kerana semua yang ada di sana menarik perhatian dan menyejukkan pandangan. Bukit-bukitnya, lembah-lembahnya, dan dataran-datarannya bagai ditutupi kain sutera hijau yang ditenun oleh tangan-tangan alam.

          Jika Anda naik kereta api dari Surabaya menuju Bandung, maka pada waktu siang hari Anda akan merasakan sulitnya perjalanan disebabkan penuh sesaknya para penumpang, buruknya tingkah laku sebagian mereka, udara panas yang menyiksa, dan kurangnya pandanan yang menyekukkan mata dan sebagainya, sehingga terkadang Anda membayangkan seolah-olah sedang berada di sebuah penjara yang bergerak.

     Tetapi jika kereta telah sampai di stasiun Banjar yang merupakan stasiun pertama di daerah Priangan, Anda akan merasa seolah-olah pindah dari satu alam ke alam yang lain. Lihatlah ke luar jendela…! Anda akan saksikan dataran yang luas yang diliputi hamparan hijau, dikelilingi bukit-bukit yang tinggi dan ditutupi rerumputan yang dapat menenagkan hati dan menghilangkan kegundahan. Semua yang Anda lihat dapat menyejukkan pandangan. Kereta api bergerak naik di kaki-kaki perbukitan yang hijau sampai ke puncak-puncaknya. Pemandangan itu semakin jelas terlihat dan tampak dalam bentuknya yang paling indah, dengan warna yang jarang ditemui dan dengan tampilan yang sangat mempesona.

        

 Di stasiun Banjar dan di stasiun-stasiun sesudahnya, naik para penumpang dari daerah tersebut dengan tertib, dengan penampilan yang baik dan dengan pakaian yang bersih. Anda akan kagum dengan akhlak mereka yang lembut, penuh sopan santun terhadap teman duduknya, dan sangat menghormati orang yang berbicara dengannya. Anda pun akan merasa bahwa berbincang-bincang dengan mereka itu tidak kurang asyiknya dibandingkan menikmati pemandangan2 indah yg Anda saksikan jika sebelumnya Anda selalu menghitung waktu dari menit ke menit seandainya saja kereta itu mempunyai sayap dan membawa Anda terbang ampai ke Bandung agar Anda bebas dari kesulitan2 yg dirasakan, maka sejam Anda rasakan seolah-olah hanya beberapa menit saja, Anda ingin agar kereta berjalan lambat2 saja di antara bukit2 dan dataran2 itu.

Jika sebelumnya Anda merasa lesu dan letih karena terlalu lama duduk di bangku kereta, maka sekarang Anda merasa bahwa duduk di bangku itu akan sangat menyenangkan tanpa perasaan tersiksa. Setiap kali kereta berhenti dan Anda membuntuhkan makanan, Anda dapat memanggil pedagang yg mana saja yg Anda sukai. Anda akan dapat membeli apa saja yg Anda senangi. Anda akan melihat tempat2 makanannya bersih dan rupa2 makanan yg membangkitkan selera Anda. Para pedagangnya tampak bersih dan sangat lemah lembut. Tingkah laku mereka terhadap pembeli pun baik sekali.

          Kesimpulannya, semua yang Anda tidak sukai di dalam kereta sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Banjar sekarang berubah menjadi Anda sukai. Hal itu tidak lain karena Anda sekarang sudah berada di daerah Priangan dan kebanyakan orang yang Anda ajak bicara adalah orang-orang Sunda. Sebelum jam enam sore pemeriksa karcis melewati seluruh gerbong dan mengingatkan para penumpang bahwa mereka yang memegang karcis ke Garut agar bersiap-siap pindah ke kereta lain di stasiun Cibatu. Pada penumpang yang hendak ke Garut pindah ke kereta khusus yang biasanya telah menunggu mereka di stasiun itu. Sejam setelah itu yaitu pada jam tujuh kereta sampai di stasiun Garut Daerah inilah tempat terjadinya sebagian besar kejadian dalam kisah ini.

          Garut bukanlah daerah perdagangan, malainkan daerah yang banyak tempat rekreasinya. Karena itu di sana banyak didirikan tempat-tempat penginapan yang besar dan rumah makan-rumah makan yang teratur rapi yang menyediakan semua yang dapat menyenangkan para wisatawan dan dapat memenuhi cita rasa mereka. Kebanyakan orang-orang Eropa yang menetap di Garut adalah para wisatawan dan orang-orang yang ingin menikmati udaranya yang sejuk. Mereka adalah orang-orang kaya atau orang-orang yang mempunyai kedudukan yang tinggi dalam pekerjaannya.

          Jika dilihat ketinggiannya dari permukaan laut,daerah Garut pantas berudara dingin. Terkadang udara terasa begitu dingin sehingga orang-orang sengaja mandi dengan air panas alami di daerah Cipanas. Daerah ini terletak di lereng gunung berapi. Dari situlah memancar sumber air panas yang terkadang panasnya mencapai 36 derajat. Di Garut terdapat daerah-daerah wisata seperti Situ Bagendit, Sanatorium, dan lain-lainnya yang menakjubkan. Alam daerah tersebut----daerah kota Garut dan sekitarnya-----memang mempunyai kelebihan dengan keindahannya yang memikat.

          Bila Anda berkeliling kota, Anda akan saksikan rumah-rumah yang indah dan jalan-jalan yang bersih. Orang-orang dari berbagai bangsa merasa berbahagia. Terlihatlah tanda-tanda kegembiraan di wajah mereka. Sedangkan para penduduk asli, baik laki-laki maupun wanitanya merupakan gambaran dari perasan yang lembut dan halus.

          Jika Anda berjalan-jalan keliling kota, Anda akan melihat pemandangan-pemandangan yang Allah jadikan dapat menghibur hati yang sedang sedih dan jiwa yang sedang berduka. Anda akan lupa dengan kesedihan dan kesusahan Anda. Saat Anda berada di daerah itu terasa seolah-olah diri Anda sedang berada di alam yang lain dari alam tempat hidup Anda. Anda berada di suatu alam tempat hidup Anda. Anda berada di suatu alam di mana teman  Anda adalah pemandangan yang indah dan kawan bicara Anda adalah alam yang nyata.

.

Gadis Garut  -           Pandangan Pertama         Episode 2

          Hari itu hari terakhir di bulan November. Hujan banyak  turun di bulan itu, biasanya di sore hari, sehingga bumi dengan apa yang ada di atasnya bagaikan hamparan sutera yang dihiasi bunga yang berwarna-warni. Di atas dedaunan Anda akan melihat sisa-sisa rintik hujan bagaikan mutiara bertaburan di atas batu permata yang hijau. Anda juga akan mendengar suara burung yang saling bersahutan di atas dahan. Mentari pun mengirimkan sinarnya nan indah.

Ia ditutupi awan putih yang tipis

Seperti di antara terlindung dan terhiasi

Bagaikan kecantikan seorang wanita

Yang sempurna keelokannya

          Di pagi itu Abdullah keluar dari rumahnya di desa Ranca Nasar, yang agak jauh dari kota Garut, ia bermaksud pergi ke kota. Karena udara terasa segar dan panas matahari pun tidak menyengat,ia berpifir untuk meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki saja agar dapat menikmati pemandangan yang indah di tepi jalan.

     Ketika Abdullah sedang menikmati pemandangan dan kira-kira telah menempuh setengah perjalanan, di suatu tempat di dekat desa Tarogong, ia melihat seorang pria keluar dari sebuah lading bersama seorang wanita dan seorang gadis yang usianya sekitar 15 tahun. Abdullah berpikir bahwa ia akan dapat memperoleh teman di perjalanan jika bercakap-cakap dengan pria tersebut.

    Maka ia mulai dengan memberi salam kepadanya. Setelah itu ia bertanya-tanya tentang  adapt kebiasaan di tempat itu. Walau Abdullah baru saja tinggal di daerah Sunda, namun ia telah dapat menguasai  bahasa Sunda dengan  sangat baik, sehingga ia dapat berbicara dalam bahasa itu seperti orang Sunda. Karena itu ia pun terus berbicara dengan orang itu bertanya kepadanya,”Hendak kemana, Tuan? Ke Garut,” jawab Abdullah. “Kami juga akan ke sana,” kata orang itu lagi. Maka mereka berdua terus berbincang-bincang. Wanita itu juga turut bercakap-cakap bersama mereka.

   Di tengah perbincangan Abdullah menoleh kearah gadis yang bersama mereka. Abdullah sungguh kagum dengannya. Belum pernah ia melihat seorang wanita di daerah Garut bahkan juga di tempat-tempat lain di Jawa yang memiliki gadis itu. Ketika si gadis melihat Abdullah menoleh kepadanya, ia menunduk ke bawah karena malu. Lalu Abdullah kembali berbincang-bincang dengan pria itu. Ia menanyakan namanya. “Nama saya Rusna”, jawabnya.

    Kemudian pria itu menunjuk kepada wanita yang bersamanya sambil berkata, “ Ini istri saya, namanya Minah.” Setelah itu ia terdiam. Abdullah menunggu-nunggu orang itu akan mengatakan kepadanya bahwa ini adalah anakku, namanya si anu. Karena ia liahat orang itu diam saja Abdullah kembali bertanya, “ Barangkali gadis ini anak bapak?” Si bapak terrdiam sejenak kemmudian berkata, “Ya, ini anakku. Namanya Ipah. Tetapi sekarang kami memanggilnya Neng.”

   Ketika Neng mendengar namanya disebut, ia mendekati ibunya dan membisikkan sesuatu ke telinganya. Si ibu itu membentak anaknya tanpa memperhatikan apa yg membuat anaknya gembira atau sepertinya ia tak mengerti apa yg dikatakan oleh anaknya. Kemudian ia memandang Abdullah dengan pandangan yg tidak diketahui oleh orang lain, kecuali oleh Abdullah sendiri. Setelah itu kembali ia menunduk .

   Abdullah mengerti dgn pandangan yg mencuri-curi itu, yg jika ia ingin jelaskan niscaya akan menghabiskan berjilid-jilid buku. Dari pandangan itu Abdullah mengerti banyak hal yg tak dapat diungkapkan dgn kata2, tak dapat digambarkan dgn jari, tak dapat diketahui kecuali oleh hati, dan tak dapat pula diungkapkan kecuali oleh mata. Diantara yg dapat Abdullah pahami adalah bahwa gadis itu tinggal bersama ayah dan ibunya dlm kehidupan yg susah karena kesewenang-wenangan dan kekasaran mereka.

Ketika Abdullah melihat semuanya diam, ia manfaatkan kesempatan itu. Ia ingin bercakap-cakap dgn gadis itu dgn percakapan yg dapat menyenangkannya namun juga tidak membuat cemas orang tuanya.

Maka ia bertanya kepada gadis itu dlm bahasa Sunda, “Neng, mengapa kamu tidak ikut berbincang-bincang bersama kami?”

Ketika Neng mendengar namanya disebut dan melihat bahwa ucapan itu ditujukan kepadanya, ia memandang kepada Abdullah dgn tersenyum. Namun ia tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Maka Abdullah berkata kepada Rusna, “Rupanya rasa malu terhadap saya dan rasa takut kepada bapak membuatnya tak dapat ikut berbincang-bincang bersama kita. Izinkan ia berbincang-bincang dgn kita Pak.” 

 Lalu Rusna berkata kepadanya, “Bukan begitu Tuan, persoalannya bukan seperti Tuan sangka! Ia tidak mengerti apa yg Tuan ucapkan, jika ia mengerti tentu ia akan menjawabnya,” “Aneh….! Bagaimana ia tidak mengerti padahal saya berkata kepadanya dgn bahasanya sendiri,” demikian kata Abdullah.

“Ya, Tuan menyangka ia mengerti bahasa Sunda. Padahal ia tidak memahaminya karena ia baru saja tinggal disini,”

“Jadi ia berbicara dgn bahasa Melayu?” Tanya Abdullah lagi.

“Tidak Tuan, ia tidak mengerti bahasa Melayu, bahasa Jawa, ataupun bahasa Madura,” jawab orang itu lagi.

“Jadi dgn bahasa apa ia berbicara?” Abdullah bertanya lagi kepada Rusna.

“Ia tidak mengerti selain bahasa Arab, Tuan!

    Kemarin kami telah pergi bersamanya sesuai dengan keinginannya ke sebuah sekolah puteri berasrama untuk belajar bahasa Sunda. Tetapi sekolah itu tidak dapat menerimanya, karena pelajaran di sana diberika dengan bahasa Sunda sedangkan ia tidak memahaminya.”

         

 Abdullah terkejut ketika mendengar bahwa gadis itu tidak mengerti selain bahasa Arab. Pikiran dan dugaannya melayang ke mana-mana. Tiba-tiba ia berhenti sehingga membuat Rusna dan istrinya berhenti juga.

Abdullah bertanya kepada Neng dengan bahasa Arab, “Apakah benar, Neng, apa yang dikatakan ayahmu bahwa kamu tidak mengerti selain bahasa Arab?” Lalu Neng menjawab dengan perasaan malu yang tampak pada wajahnya, “Ya tuan. Saya terus terang kepada Tuan bahwa saya baru kurang lebih seminggu berada di daerah ini. Saya sama-sekali tidak mengerti dengan kedua orang tua saya ini kecuali dengan menggunakan bahasa isyarat.

Terkadang sebagian haji-haji yang tahu beberapa kalimat bahasa Arab yang pendek suka dating mengunjungi kami. Mereka berbicara dengan saya menggunakan kata-kata yang mereka pahami itu. Maka pada saat seperti itu saya merasa agak senang.” Neng mengatakan itu dengan ucapan yang benar.

Tidak ada salah ucap seperti yang layaknya suka dilalukan oleh seorang yang bukan orang Arab. Ia bertutur dengan suara yang merdu. Belum selesai Neng berbicara, Abdullah melihat air mata mengalir dari kedua matanya. Abdullah bertambah heran dan terkejut. Ia menoleh kea rah Rusna ingin minta penjelasan tentang masalah anak gadisnya itu dan ingin tahu dimana ia sebelumnya.

 Namun Rusna segera mengatakan, “Maaf Tuan, kami telah sampai ke tempat yang kami tuju. Kami ingin mampir ke tempat yang kami tuju. Kami ingin mampir ke tempat kerabat kami di desa ini,” katanya sambil menunjuk ke desa Lebah Daun.

Abdullah menjadi bingung dan tidak menjawab apa-apa. Lalu mereka berdua bersalaman sebagaimana biasanya. Kemudian Rusna sekeluarga menuju ke desa itu. Neng tahu maksud ayahnya memotong pembicaraan.

Maka ia menoleh ke arah Abullah dan memberinya pandangan lagi yang menembus ke hatinya yang paling dalam. Ia tinggalkan Abdullah dalam keadaan tercuri hatinya dan kehilangan pegangan.

         
Itulah Pandangan Mata

Yang membuat seorang perjaka menjadi rindu

Menanggung perasaan cinta yang sesungguhnya.

 

11 comments:

Subakti Muttaqin said...

Saya pernah punya novel ini...
Cerita dalam novel ini sangat bagus sekali....

sayang novel nya dipinjam dan tidak dikembalikan oleh teman saya..

Ulfa Chaniago said...

Alhamdulillah..
Setelah 10 tahun saya mencari novel ini, teman saya yg di solo membelikan novel ini buat saya..

ceritanya sangat bagus ya..

:)

Anonymous said...

Aslm, salam knal, saya Cicit dari Sayyid Ahmad, pengarang buku Fatat Garut, sudah lama saya mencari novel ini di jkt tapi gak ketemu2. kalau boleh saya juga mau beli, tolong info ya ke e-mail saya mbrk_hsn@yahoo.com. thx

Unknown said...

saya ingin sekali novel ini, klau boleh tau dmn tempatnya ? saya sangat membutuhkan novel ini,
ini alamat email saya
kabayansundanis@gmail.com

Unknown said...

saya sangat ingin novel ini ....kalau boleh tahu yg jual dmn?
karena di jakarta tidak pernah ada ....kalau ada tolong beri tahu saya ....
melewati pin bb 5b157e27 atau email saya muthoharpontianak@yahoo.co.id
Muhammad Asadullah

Unknown said...

atau hubungi email saya yg satu lagi
asadmuthohar82@gmail.com

Unknown said...

Saya ingin buku nya.. gimana caranya

Unknown said...

boleh liat poto depan nya?

Unknown said...

boleh liat poto depan nya?

Ulfa Chaniago said...

Maaf, tapi punya saya tidak untuk di jual kembali

Ulfa Chaniago said...

Poto depan nya persis seperti yang ada di postingan ini..

Curhat nya Pengamat Media Sosial

Saya mengamati banyak hal, selain tentang buku-buku nya Ika Natassa yang akan dijadikan film, nama teman-teman yang berubah menjadi nama...