Hampir
semua orang tau lirik lagu nya Tulus yang berjudul Sepatu, yang
menggambarkan sepasang kekasih. Walaupun sangat berbeda mulai dari
bentuk, kanan dan kiri, namun mereka tak terpisahkan, jika yang kanan
rusak, maka yang kiri tak akan berguna.
Jika
pada lirik lagu tersebut Tulus lebih mengambil sisi menerima kekurangan
pasangan namun tetap berjalan bersisian, susah senang bersamalah kita
katakan, tapi kita juga bisa mengambil kesimpulan lain dari Sepatu dalam
hal mencari pasangan hidup tentunya.
Ketika
seseorang memilih sepatu, apa yang menjadi prioritasnya, nyaman kah di
kaki ketika dibawa berjalan, atau indah di kaki namun tidak nyaman?
Banyak
wanita (khususnya) yang memilih sepatu karena kelihatan bagus dan yang
mahal harganya namun tak nyaman di kaki meski pun ukuran sepatu tersebut
tak sesuai, “Beauty is pain” kata mereka,
sebagian besar wanita lebih mengutamakan penampilan dibandingkan
kenyamanan ketika digunakan, mereka rela menahan sakit ketika berjalan
agar matching dengan clutch atau dress mereka.
Saya banyak sekali memiliki teman yang bercerita tentang kerabat mereka yang memilih pasangan seperti memilih sepatu, yang terlihat indah namun tak nyaman di kaki.
Mereka
yang bisa dikatakan mampu dalam hal materi, ketika di luar rumah
menunjukkan kemesraan dan melakukan hal manis pada pasangan nya, padahal
pada kenyataannya tidak seindah itu, ketika mereka memasuki rumah,
menutup pintu dari tatapan tetangga dan dunia luar, mereka bagaikan dua
orang asing yang tak saling kenal, sibuk dengan dunia mereka
masing-masing, sibuk dengan pekerjaannya, dan bahkan anak mereka pun tak
pernah merasakan kasih sayang dari mereka berdua, mereka berdua terlalu
sibuk mencari harta, demi memenuhi kebutuhan keluarga, kata mereka!
Jika
dalam hal sepatu, ada jari-jari yang terluka di dalamnya, ada kulit
yang lecet karena sepatu yang tak nyaman tersebut. Jika dalam keluarga,
ada anak yang merindukan kasih sayang mereka, yang tak menginginkan
harta namun lebih memilih pelukan hangat sebelum tidur, ditanyakan apa
saja yang anak lakukan dalam sehari ini, dan sapaan ceria di pagi hari
dari kedua orang tua nya.
Hal
ini lah yang banyak memicu anak memilih narkoba demi mencari
kebahagiaan dirinya, dan seringkali ketika seorang anak sudah terlibat
narkoba, kedua orangtua nya akan merasa bingung, mengapa hal ini harus
terjadi pada mereka, pada keluarga mereka, pada anak mereka yang semua keinginannya mereka penuhi, maka mulailah pertengkaran antara Ayah dan
Ibu karena mereka tak bisa menjaga anak mereka hingga ter jerat narkoba.
Jika
dalam hal sepatu, mungkin si pemakai tak bisa menyalahkan siapa pun,
karena ia sendiri lah yang memilih untuk memakai sepatu yang tak nyaman
tersebut, dan akan mulai menyesali keputusan itu ketika jari jari nya
terluka dan lecet, namun sayangnya hal itu sudah terlambat, karena luka
akan selalu meninggalkan bekas, namun lain halnya dalam sebuah
pernikahan bijaklah memilih pasangan hidup kamu, yang menemani kamu
seumur hidup kamu
Bagi
yang memilih kenyamanan, tentu saja kebalikan dari yang memilih tak
nyaman tadi. Mereka jauh lebih bahagia, tak ada sandiwara di dalam hidup
mereka, layaknya sepatu yang nyaman, walaupun tak mahal harga nya akan
dibawa ke mana saja sampai sepatu tersebut sudah benar-benar tak layak
pakai lagi.
Sepatu
yang mahal, akan kita jaga memakainya, memilih tempat yang layak untuk
memakai nya, dan memastikan siapa saja yang layak melihatnya.
Namun
tidak dengan sepatu yang memberikan kenyamanan lebih, siapa saja bisa
melihat nya dan siapa saja tau bahwa sepatu tersebut memberikan
kenyamanan si pemakai, karna si pemakai bebas melangkah, melompat bahkan
berlari menggunakan sepatu tersebut.
Dalam
pernikahan, merasakan kenyamanan ketika bersama pasangan itu penting,
karna ketika kita nyaman dengan pasangan kita, kita akan bebas menjadi
diri sendiri tanpa harus menjadi seseorang yang pasangan kita inginkan
atau orang lain inginkan ketika kita bersama pasangan, just be your best self!
Ketika
Ayah dan Ibu bahagia dan saling nyaman bersama, maka hal ini akan
tertular kepada anak, seorang anak yang setiap hari melihat Ayah dan Ibu
nya bercanda dan saling mendukung satu sama lain akan jauh lebih
bahagia, prestasinya juga akan bagus, anak juga akan lebih nyaman dan
bebas mencurahkan isi hatinya jika ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, dan merasa tak kekurangan kasih sayang dari Ayah dan Ibu.
Mereka
yang hanya ingin terlihat cantik dan mewah ketika memakai sepatu yang
sakit walaupun mahal, bisa dipastikan mereka lebih mementingkan
dipandang orang lain, daripada merasakan kebahagiaan diri sendiri demi
gengsi atau apalah itu namanya.
Mereka
yang memilih kenyamanan dengan sepatu yang biasa-biasa saja biasanya
akan jauh lebih bahagia dibandingkan yang tak nyaman tadi, karena
mementingkan kebahagiaan diri sendiri tanpa mempedulikan apa kata orang
lain tentangnya.
Intinya
jika memilih pasangan hanya karena jabatan, harta atau yang lainnya,
namun hati merasa sangat tak nyaman dan sudah tau apa risiko nya jika
tetap memilih menjadi pasangannya tersebut, maka persiapkanlah hatimu
agar tak terlalu terluka karena dari awal sudah mengetahui apa yang akan
terjadi jika tetap memilih seseorang tersebut menjadi pasangan kamu.
Sepatu
dan Manusia jika disamakan dalam hal berpasangan memang banyak
benarnya, tak sama bentuk namun serasi, tak sempurna, namun saling
melengkapi, tak berguna jika yang satu tak ada, dan akan terus saling
mendampingi satu sama lain sampai tak layak pakai lagi, jika pada
manusia sampai pasangannya meninggalkannya dan kembali pada Yang Maha
Segalanya.
Ada
banyak hal yang dapat kita pelajari dari benda-benda yang ada di sekitar
kita, namun tak banyak yang mau mencari tahu nya dan tak banyak pula yang mempedulikan hal tersebut.
Padahal
ilmu itu kan ada di mana saja dan dari mana saja, tinggal bagaimana kita
nya, mau mencari tau atau tidaknya, bahkan dari sepasang sepatu saja,
kita bisa mempelajari nya.
Selamat Malam..
Selamat tidur Sayangku.. :p
No comments:
Post a Comment