Thursday, November 14, 2013

Kesalahan urang awak dalam berbisnis

Makan siang kali ini, membuatku merasakan aura dingin Bukitinggi dan Solok pada saat yang bersamaan.
Berbicara dengan si Ibu penjual mie yang ternyata juga urang awak, membuatnya berbicara banyak tentang keprihatinan nya tentang budaya memanggil Om dan Tante yang terus menjamur didaerah Padang di Bukitinggi khususnya.
Banyak nya pedagang pendatang yang mulai memenuhi pasar di Bukitinggi membuat kota tersebut sudah mulai kehilangan jati dirinya.





Bukitinggi sudah seperti kota yang tidak berada di daerah Sumatera Barat, suasana yang dulunya sejuk sudah mulai tidak terasa lagi, karna padatnya manusia.
Sesama urang awak, yang dibicarakan ga jauh² dari bedagang, dan kesalahan urang awak dalam berdagang.
Kesalahan urang awak ini, terbiasa memanjakan anak. Anak² mereka tidak diajarkan berdagang, namun hanya terbiasa menerima hasil dari berdagang itu saja, ketika tahta bisnis diturunkan, si anak malah tidak mampu meneruskan usaha keluarga tersebut, alhasil jauh dari harapan sang orang tua malah usahanya hancur.

Berdagang itu memang sudah mendarah daging untuk urang awak, namun sistem berdagang harusnya juga diwariskan, bukan hanya mewariskan usaha yang sudah berjalan kepada si anak saja.
Karna banyak usaha² yang dibangun dari awal dengan pengorbanan waktu dan keringat orang tua mereka langsung hancur berantakan begitu jatuh ke tangan si anak yang terbiasa menerima hasil saja dari orangtua nya.

Ibu Lola (Penjual Mie) juga mengatakan bahwa dikampung nya Bukitinggi, mayoritas penduduk asli nya bukan hanya menjual barang dagangan, namun juga menjual Budaya.

Sulit sekali sekarang menemukan penduduk Bukitinggi yang memanggil “Angku” “Maktuo” “Adang” “Angah” “Mak ketek” dan panggilan lain nya yang menunjukkan budaya orang minang. Mereka terbiasa memanggil “Om” “Tante” “Oma” dan “Opa”. Karna banyak generasi penerus yang merasa malu menggunakan panggilan² yang menunjukkan jati diri mereka tersebut.

Miris sekali, melihat pewaris kebudayaan tidak mau mempelajari kebudayaan tersebut dan terus menjaga nya agar tidak hilang karna banyaknya pengaruh dari budaya luar.

No comments:

Curhat nya Pengamat Media Sosial

Saya mengamati banyak hal, selain tentang buku-buku nya Ika Natassa yang akan dijadikan film, nama teman-teman yang berubah menjadi nama...