Sunday, July 28, 2013

Penguatan Positif

Saya membaca kisah ini dalam majalah psikologi. Ada seorang perempuan yang mengambil gelar doktoral dalam psikologi, dan tema tesis nya adalah cara melatih lumba-lumba di taman wisata laut untuk bermain polo air dan melompati gelang atraksi. Ia menemukan cara mereka melatih lumba-lumba adalah: jika lumba-lumba melompat seinci lebih tinggi, mereka menghadiahi lumba-lumba itu seekor ikan. Ini disebut penguatan positif.





Jika lumba-lumba itu tidak melompat, mereka tidak menghukumnya. Mereka tidak marah kepada lumba-lumba itu. Mereka menunggu sampai dia melompat dua inci lebih tinggi, lalu memberinya ikan lagi, Jadi setiap kali dia melakukan sesuatu yang sedikit lebih mendekati yang mereka inginkan, mereka memberinya ikan. Inilah penguatan positif setahap demi setahap.

Perempuan ini bijaksana. Ia menemuai dosen pembimbingnya di kampus dan mendapatkan izin mengubah tesisnya, sebab ia menyadari mendapatkan wawasan luar biasa bahea tekhnik yang sama melatih lumba-lumba juga bisa digunakan pada suaminya. Jadi alih-alih melatih lumba-lumba, ia mendapatkan izin meneliti bagaimana cara melatih suami. Penelitiannya menghasilkan nasihat yang brilian dan praktis.

Begitu pula dengan melatih pasangan atau pacar, ataupun orang-orang di kantor. Bagaimana kita melakukan hal ini? Kapan pun mereka melakukan sesuatu yang membuat Anda jengkel, jangan pedulikan, jangan lakukan apa pun. Namun ketika mereka melakukan sesuatu yang Anda sukai yang tidak membuat Anda jengkel, itulah saatnya Anda melempar seeokr ikan kepada mereka-secara kiasa, tentu saja. Itu berarti Anda memberikan tanggapan balik yang positif, dan itu sungguh efektif.

Salah satu dari artikel itu mengulas bahwa salah satu bagian yang paling menjengkelkan dari hubungannya dengan suaminya adalah ketika pada pagi hari, pada saat mereka berdua pergi kerja, suaminya tak pernnah bisa menemukan dasinya. Ia sendiri harus bergegas pula untuk pergi kerja, dan ia harus berdandan lebih lama daripada laki-laki, naun suaminya terus-menerus berkata, "Sayang, bisakah kamu carikan dasiku?" Ini hanya masalah kecil, namun tiap pagi hal itu membuatnya jengkel. Lagi pula laki-laki itu bodoh jika tak bisa menemukan barangya sendiri. Maka ia selalu marah dan jengkel kepadanya, lalu menerapkan metode lempar ikan ini.

Pada saat suaminya tak bisa menemukan dasinya, "Di mana dasiku, Sayang? Bisakah kam membantuku menemukan dasiku?" Istrinya kana mencuekkannya. Ia tak akan jadi jengkel. Tidak akan mengeluh. Ia hanya terus bersiap. Tentu saja, pada akhirnya, suaminya berhasil menemukan dasinya sendiri. Saat itulah istrinya menghentikan apa yang tengah dikerjakannya, lalu memberrikan rangkulan mesra dan ciuman, "Bagus sekali, Sayang."

Anda mungkin tertawa, namun cara ini sangat efektif. Dalam waktu beberapa bulan, suaminya tak pernah lagi memintanya mencarikan sesuatu dan bisa menemukan sendiri benda-benda miliknya. Kini ia bebas bersiap pergi kerja pada pagi hari.

Itulah salah satu dari banyak contoh bagaimana cara melatih orang menggunakan penguatan positig yang merupakan psikologis dasar. jangan kesal, bersikaplah tenang, jangan kesal, bersikaplah tenang, jangan memikirkan apa yang terjadi, akan tetapi pada saat yang sama lakukan sesuatu yang positif berkenaan dengan hal itu.


Taken from this book  pg: 137-139
 

No comments:

Curhat nya Pengamat Media Sosial

Saya mengamati banyak hal, selain tentang buku-buku nya Ika Natassa yang akan dijadikan film, nama teman-teman yang berubah menjadi nama...